Wednesday, September 20, 2017

Cerpen "Tentang Patah Hati"


Ini cerita tentang seseorang yang pernah patah hati dan saat ini dia sedang bergabung dengan Supporting Group untuk sahabat dia yang sedang patah hati. ceritanya cukup sedu sedan, dia sudah menyiapkan segalanya ketika kekasih tiba-tiba menghilang, memutuskan hubungan dan kurang dari satu bulan menikah dengan orang lain.

Anda bisa saja enteng bilang belum jodoh, tapi tidak bagi dia yang sedang patah hati yang bisa jadi masalah serius. pernah dengarkan kasus saling tikam gara-gara patah hati, pernah dengerkan orang jadi depresi dan sakit mental berkepanjangan gara-gara patah hati. Jadi, patah hati itu sesuatu yang serius, bukan untuk di bercandain.

Ada banyak treatmen untuk patah hati, tapi bagi dia. treatmen yang paling rama adalah Supporting Group. Dia memastikan setiap hari ada perbincangan, supaya teman dia tadi tidak merasa sendirian. karena patah hati itu tergantung mental. Jika mental kuat bisa dianggap angin lalu. tapi jika mentalnya lemah bisa merembet berkepanjangan, bisa jadi dendam, depresi, demotivasi, dan banyak lainnya.

Saya sendiri contohnya. Tiga tahun Ialu saya patah hati, remuk seremuk-remuknya. Asooy? Ya, barang kali. Tapi Saya tak mau menutupi banwa Saya pernah terpuruk gara-gara patah hati. Ada dua hal yang bisa dilakukan, Lari atau Hadapi. Ya Saya pilih hadapi. Beruntung Saya punya teman-teman yang begitu baik. Setiap hari mereka berganti memarah-marahi saya dengan galak, sampai Saya kehabisan kata-kata. Tapi gara-gara mereka marah, Saya jadi tahu ada orang yang peduli pada Saya. mereka berperan sebagai kakak, adik, dan lain-lain. menasenati, memberi ruang diskusi, membukakan mata. Awal-awal patah hati, hidup Saya berantakan, hidup semaunya. Gondrong, jarang mandi, tak punya tujuan hidup. Setiap minggu Saya Iari, ke kota A, ke kota B, ke kota C, hanya sekedar menitip membuang sepi. disisi lain kerja saya produktif sekali, Saya melampiaskan dengan kerja siang-malam, sampai kantor pun menjadi rumah dan sofa kantor adalah tempat tidur sehari-hari.


Sampai akhirnya saya memilih menghadapi patah hati dengan dendam. bukan dendam dengan orang lain, perkara orang yang bikin patah hati itu sudah saya maafkan. Tapi saya memilih dendam pada diri sendiri dan berjanji hal itu tidak akan terulang lagi. Maka saya medata diri, membuat diri menjadi lebih baik, hidup teratur, banyak mencari teman. Alhamdullilah ternyata cara ini ampuh. Saya tetap pergi, namun sekarang terukur, pergi saya bukan karena patah hati tapi memang karena ingin melepas penat.

Berapa kerugian patah hati ? Relatif. Jika di ukur dengan materi, saya tak punya tabungan habis hanya untuk pelampiasan. Jika di ukur waktu, saya kehilangan satu tahun masa produktif yang seharusnya bisa mengembangkan diri.


Tulisan panjang ini untuk apa? Untuk mengingatkan saja, patah nati itu bukan masalah remeh temeh, bisa jadi menjadi masalah yang lain. Jika tidak sembun bisa menjadi semakin rumit dan tak terkendali. Jangan sekali-kali bilang pada teman atau saudara anda yang patan nati "cemen lo!" atau "dasar lemah". Kekuatan mental seseorang itu berbeda-beda. Jadi jika ada yang patah hati, tolonglah, dukung dan dampingi. Jika perlu mungkin kenalkan orang yang siapa tahu jadi jodohnya. Bagi yang sedang patah hati, anda tidak sendiri. Ada orang lain yang peduli. Berbagi ceritalah Ialu bangkitlah.

No comments:
Write comments

Chanel YouTube

Follow Us