Friday, March 23, 2018

Selamat Tinggal Dunia Bujang

Sekian tahun menjadi bujang, cbelum cukup untuk mendewasakan saya karena proses pendewasaan itu akan terus berlanjut, apapun status kita. karena kehidupan hakekatnya adalah proses pembelajaran supaya kita bisa survive menghadapi apapun. hanya saja pengalaman hidup ketika masih bujang, saya harap bisa di jadikan sebagai bagian dari proses itu. saya sadar kehidupan saat bujang pasti akan sangat berbeda dengan kehidupan ketika saya berumah tangga, kewajiban dan tanggung jawab akan bertambah ujian pun akan sangat berbeda dan perahu yang selama ini saya kayu sendiri akan di dampingin oleh seorang patner dalam hari-hari selanjutnya, bersama menghadapi badai dan gelombang yang sewaktu-waktu akan menghapiri perlayaran ini, berjuang bersama meraih jannah.

Ketika saya sudah melewati ujian-ujian ketika bujang, bukan berarti saya bisa berteriak bebas, justru dalam sebuah pernikahan medan ujian sesungguhnya bagi kedewasaan saya dalam menghadapi berbagaimasalah. Menikah bukanlah prestasi bukan juga saatnya untuk berbangga diri atau sekedar terjebak dalam romantisme sepasang manusia yang terbungkus indahnya mitsaqon gholizho (perjanjian yang kokoh) instilah di dalam Al-Quran yang hanya disebut tiga kali di dalam Al-Quran mistaqon gholidzo digunakan untuk konteks pengangkatan sumpah seorang Nabi "Annisa Ayat 21, Annisa Ayat 154 dan Al Ahzab Ayat 7".

Saya sadar kalau sekarang saya sedang menggerakan kaki saya untuk melangkah di sebuah dunia lain, dunia penuh warna yang sebagian warna-warnanya tidak saya jumpai ketika saya masih bujang. kini saya sedang berada di depan gerbang, saya kuatkan pijakan kaki saya dan menumpang kokoh dagu saya untuk tidak menoleh kebelakang. saya ingin menatap lurus kedepan biarlah jejak-jejak langkah yang pernah saya toreh di masa bujang tetap berada dibelakang saya. saya ingin mengambil beberapa serpihan hikmah untuk saya jadikan bekal dalam memasuki dunia baru ini.

detik-detik ini akan segera berlalu dan detik-detik selanjutnya akan saya temui, bujang atau menikah bukan ukuran terhadap kualitas diri, saya harus tetap terus, terus, terus dan terus memperbaiki diri karena Allah tidak pernah melihat seseorang dari status. Allah hanya melihat ketakwaan kita pada-Nya, Allah juga yang akan menyaksikan apakah pernikahan ini akan membuat saya semakin dekat dengan-Nya atau justru menjauh dari-Nya.

Di detik-detik terakhir menjelang akhir masa bujang ini, saya merasakan sepenuhnya cinta yang Allah SWT berikan kepada saya dan kehidupan saya. karena Allah telah memberikan wanita yang begitu sempurna di mata saya, menerima saya apa adanya tanpa mengeluh sedikit pun dan semoga Allah memberikan kekuatan, ketaat, kesehatan untuk saya dalam membimbing wanita yang akan menjadi pasang hidup saya nanti. 


SELAMAT TINGGAL DUNIA BUJANG
INSYA ALLAH SAYA SIAP MENYAMBUTMU DUNIA BARU

NB : Bonus video Prewedding & Proses Lamaran saya.

No comments:
Write comments

Chanel YouTube

Follow Us